LETAK DAN KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA

Letak Indonesia yang strategis dan kondisi fisiknya yang menguntungkan jelas merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai modal bagi kemajuan bangsa. Tak banyak negara yang dikaruniai anugerah tak terperi seperti ini. Bagaimanakah letak dan kondisi fisik wilayah Indonesia ? Materi berikut ini akan memberi penjelasan.
LETAK DAN KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA IPSLENGKAP




LETAK DAN KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA
Indonesia adalah negara yang terletak di garis khatulistiwa. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu wilayah tropis dengan curah hujan tinggi dan sinar matahari melimpah sepanjang tahun sehingga dapat ditumbuhi berbagai tanaman atau komoditas primadona yang sejak zaman dahulu sampai saat ini menjadi komoditas dagang utama banyak negara.
Secara geografis, letak Indonesia juga turut memberikan beberapa keuntungan. Letak geografis adalah letak riil suatu daerah atau negara dilihat dari permukaan bumi. Posisi Indonesia yang bersilangan dengan dua Benua, Asia dan Australia, serta dua samudera, Hindia dan Pasifik memberikan beberapa keunggulan, antara lain :
1. Indonesia memiliki iklim yang lebih stabil dengan hanya dua musim menyertainya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
2. Indonesia berada di jalur perdagangan yang ramai.
3. Kaya hasil laut untuk tambahan bagi devisa negara.
4. Kaya hasil-hasil kebudayaan.
5. Berada di jalur lipatan muda, yaitu sumber mineral.

Secara geologis atau letak berdasarkan ciri batuannya, Indonesia terletak di :
1. Pertemuan dua pegunungan dunia, Mediterania dan Sirkum Pasifik.
2. Daerah tumbukan dua lempeng litosfer, Indonesia-Australia dan Asia.
3. Terletak di antara tiga dangkalan, Dangkalan Sunda, Sahul, dan Australia Asiatis.

Berdasarkan ciri geologis dan geografis di atas, Indonesia terbagi atas 3 bagian wilayah yaitu Barat, Tengah dan Timur. Pembagian ini juga meliputi pembedaan zona waktu menjadi :
a) Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Madura, dan Wilayah Kalimantan Barat.
b) Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Pulau Bali, wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, wilayah Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
c) Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi wilayah Maluku, dan Papua. 
Tiap daerah waktu yang satu dengan daerah waktu yang lain mempunyai selisih waktu satu jam. Misalnya, Jakarta (WIB) pukul 07.00 TIB maka di Makassar (WITA) pukul 08.00 WITA dan di Papua (WIT) pukul 09.00 WIT.
Dari persebaran flora dan fauna, Indonesia memiliki masing-masing hewan dengan ciri yang berbeda di tiap bagian daerahnya. Hewan dan tumbuhan di Indonesia bagian Barat menyerupai flora dan fauna di Asia pada umumnya, sedangkan di bagian Timur dipengaruhi corak flora dan fauna di Benua Australia. Sedangkan bagian tengah disebut sebagai flora dan fauna peralihan.
Keadaan geografis dan geologisnya juga turut menentukan pembentukan tanah di Indonesia. Umumnya, perbedaan tanah di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Batuan induk yang berbeda-beda
Tanah di Indonesia memiliki unsur penyusun utama yang berbeda di tiap daerah. Secara spesifik berdasarkan batuan penyusun utamanya, dikategorikan menjadi :
• Tanah kapur, dengan bahan induk gamping, abu gunung berapi, dan bebatuan endapan yang mengalami pelapukan.
• Tanah merah, dengan bahan induk pelapukan batuan breksi yang berasal dari gunung api.
• Tanah laterit, ada di daerah tanah liat, dengan bahan induk endapan material vulkanik.
• Tanah vulkanis/andosol, dengan bahan induk dari abu vulkanik yang telah mengalami proses pelapukan.
• Tanah gambut, dengan bahan induk bersifat organik dan terbentuk karena kandungan air.
• Tanah podzol, berasal dari proses pencucian dan curah hujan tinggi.
• Tanah humus, disebut juga tanah vegetasi.
• Tanah margel, berasal dari campuran tanah liat dan kapur pasir.
• Tanah alluvial, berasal dari endapan lumpur halus.
• Tanah latosol, dengan bahan induk batuan beku, sedimen, dan metamorf.
2. Curah hujan yang berbeda-beda
Perbedaan curah hujan di masing-masing daerah turut mempengaruhi kondisi tanah. Dengan curah hujan yang cukup, maka unsur organik penyusun tanah dimungkinkan untuk hidup dalam tanah.
3. Penyinaran matahari yang berbeda-beda
Intensitas matahari yang mencukupi sangat berperan dalam pembentukan tanah. Sebaliknya, intensitas matahari yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan tanah, karena kandungan air tanahnya menjadi rendah.
4. Perbedaan relief yang besar
Relief adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah. Relief mempengaruhi proses pembentuk tanah dengan cara :
• Mengatur jumlah air hujan yang meresap.
• Mempengaruhi air tanah.
• Mempengaruhi erosi.
• Mengarahkan gerakan dari bahan-bahan yang terlarut dalam air ketika hujan.
5. Keberadaan vegetasi penutup tanah
Dengan adanya vegetasi atau tanaman penutup tanah, maka secara langsung akan turut mempengaruhi tanah. Hal ini terkait dengan ketahanan tanah terhadap curah hujan, menambah kandungan bahan organik pada tanah, sekaligus mencegah erosi.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "LETAK DAN KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA"

Post a Comment